Keramat Solear yang berlokasi di Kecamatan Solear pecahan
dari Kecamatan Clsoka, selain dikenal oleh masyarakat Kabupaten
Tangerang, juga sudah dikenal oleh orang dari luar Tangerang. Pasalnya,
sudah banyak , orang yang datang dari berbagai daerah tersebut untuk
berziarah ke Keramat Solear.
Keramat Solear sudah ada sejak 1552. konon sejarahnya sebagai
tempat berkumpulnya para wali dalam perjalanannya dari Cirebon menuju
Banten. "Secara detail, terus terang belum ada yang tahu persis sejarah
sebenarnya tempat ini,"
MAKAM SYEKH MAS MASAD
Di Keramat Solear terdapat makam beberapa pengikut setia para wali,
di antaranya Makam Syekh Mas Massad yang sering didatangi peziarah
untuk melakukan doa. Makam tersebut berada di bawah pohon tua yang
berusia ratusan tahun dengan dikelilingi tembok dan padepokan untuk
berdoa dan terdapat ratusan kera liar sebagai penghuni hutan sekitar
keramat. "Mungkin mencapai sekitar 500 hingga 600. ekor kera yang
terbagi atas dua kelompok,"
Keramat Solear yang memiliki luas 4 hektar dan menjadi aset ,
masyarakat sebagai ladang mata pencaharian selain bertani. Secara
swadaya masyarakat memelihara kelestarian alam dan menjual makanan kera
setiap hari libur nasional, terutama libur bulan Maulud dan libur Idul
Fitri."Pernah pihak desa mendapat uang Rp 100 juta lebih dari hasil
penjualan likel masuk dan parkir. Setiap tahun peziarah dari berbagai
daerah selalubertambah." kata Ade Kuncen sebutan akrab Ade Gunawan yang
setia menemani Hasan dalam memelihara Keramat Solear.
Ditambahkan Ade. "perilaku kera liar tidak mengganggu
peziarah dan hanya meminta makanan saja. Kera tersebut juga
memperlihatkan perilaku peziarah selama hidupnya. Misalnya, kalau orang
yang berkelakuan suka kawin, maka kera tersebut melakukan kawin di
hadapan orang tersebut. Jika orang itu memberikan makanan dari uang yang Tidak halal, maka kera itu tidak mau makan makanan tersebut. Sudah
banyak kejadian yang menarik dari Keramat Solear ini,"
Pemkab Tangerang pernah merehab Keramat Solear dengan
menambah bangunan di sekitar makam, namun menjadi malapetaka. "Pemborong
yang mengerjakan proyek itu akhirnya bangkrut. Pernah juga Pemda
menanam ratusan pohon, namun semua pohon tidak hidup. Hasil musyawarah
para tokoh masyarakat menyimpulkan, bahwa Keramat Solear tidak mau
menerima pembangunan yang menghilangkan keasliannya sehingga kondisinya
seperti tidak diurus,"
hal menarik lainnya dari Keramat Solear.
"Biasanya setiap bulan Mulud. adapertempuran antara dua kelompok kera
untuk memperebutkan daerah kekuasaan dan kelompok yang kalah akan diusir
dari wilayahnya," tambahnya.Selain itu, setiap perayaan Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia diadakan lomba panjat pinang bagi para kera dengan
hadiah makanan kesukaan mereka. "Mereka berlomba seperti manusia, dengan
memanjat pinang yang dilumuri cairan pelicin untuk mendapatkan hadiah.
Pastinya seru kalau melihatnya karena tidak ada di daerah lain,"
, kera di Keramat Solear mempunyai
proteksi sendiri secara alami. Misalnya, bila ada peziarah membawa salah
satu kera, maka orang tersebut akan sakit dan obatnya hanya dengan
mengembalikan kera yang dibawanya ke tempat semula. "Di sini, ada raja
kera yang tidak terlihat oleh kasat mata. Pernah ada penampakan saat ada
shooting acara "Mencari Jejak Misteri" di ANTV. Raja kera itu muncul
dengan wujud besar dan berwarna pulih." tandasnya.Keramat Solear selain
menjadi tempat untuk memanjatkan doa kepada para pengikut wali, juga
berpotensi menjadi objek wisata dan sumber pendapatan daerah Kabupaten
Tangerang bila dikelola dengan baik.
Saya juga menanyakan makam siapa saja yang paling sering di ziarahi oleh para pengunjung, makam Shech Mas masad lah yang paling sering di kunjungi oleh peziarah yang letaknya di depan.
(pemakam Nyai mayang sari. Dari situ saya langsung tertarik dengan makam yang satu ini. Saya mencoba menggali siapa sebenarnya Nyai mayang sari ini, tidak ada informasi banyak Melihat arah yang di tunjuk dalam hati berdesir juga, karna melihat tempatnya menyendiri memisah di antara makam makam yang lain. Bila ingin menuju ke arah makam ini harus melewati semak semak yang lebat dan pepohonan yang besar.
makam ibu dewi mayang sari
Karna di dorong rasa penasaran saya pun melangkahkan kaki ke arah makam tersebut. Selama menuju ke makam ini banyak monyet yang mengikuti saya. entah kenapa ketika sudah mendekati makam monyet ini pada berhenti dan memilih memanjat pohon di sekitarnya. Tempatnya yang agak menyendiri, dan turun sedikit menyusuri pinggiran kali di atasnya membuat sedikit merinding. Pelan pelan saya mendekati makam ini, dalam benak masih penasaran siapa sebenarnya tokoh yang ada di pusara ini. setelah terdiam beberapa saat di sekitar makam ini tidak lupa mengabadikanya gambar di Hp.
Tidak jauh dari tempat itu terdapat pula makam keramat Pangeran Surya Manggala yang berada di wilayah Kecamatan Kopo Serang.
Keunikan
makam keramat ini selain berziarah, pengunjung bisa bercengkarama
sambil memberikan makanan yang telah disediakan oleh para penjaja
makanan pada ratusan ekor kera yang dikumpulkan oleh pemandu melalui
suara khusus yang dimengerti oleh mereka. Lokasi ini ditempuh melalui
jalur :
- Balaraja – Cangkudu – Cisoka – Solear dengan jarak tempuh 19 km
- Tigaraksa – Cisoka – Solear dengan jarak tempuh 16 km
Tidak ada komentar:
Posting Komentar